Review Meet Me After School (2018), Hubungan Terlarang Antara Guru dan Murid

Meet Me After School (2018) merupakan serial drama Jepang yang bisa kamu saksikan di platform streaming Netflix, serial ini pertama kali ditayangkan pada kanal Tokyo Broadcasting System (TBS) pada tahun 2018. Penulis tertarik menonton serial ini ketika mengetahui bahwa pemeran utama wanita adalah Kasumi Arimura yang memerankan tokoh bernama Hijiri Suenaga, penulis pertama kali menyaksikan akting Arimura pada film Netflix berjudul Call Me Chiciro (2023).

Meet Me After School (2018) diangkat dari sebuah manga terbitan tahun 2013 yang berjudul ChÅ«gakusei Nikki (on-going), manga ini mengisahkan hubungan percintaan antara seorang guru wanita sekolah menengah pertama bernama Hijiri Suenaga dengan murid laki-lakinya yang bernama Akira Kuroiwa (Kenshi Okada). Hijiri dan Akira saling tertarik satu sama lain walaupun kondisi masing-masing tidak ideal, saat mereka bertamu Hijiri masih bertunangan dengan Shotaro Kawai (Keita Machida) sedangkan Akira merupakan muridnya yang masih dibawah umur. Sebagai seseorang yang dewasa, kondisi inilah yang membuat Hijiri menjadi bimbang, apakah “membuka hati sepenuhnya” untuk Akira atau meminta Akira untuk berhenti menggangunya.

Salah satu titik puncak dari konflik serial ini adalah ketika ibu Akira yaitu Aiko Kuroiwa (Yui Natsukawa), Shotaro serta guru-guru di sekolah mengetahui hubungan mereka berdua, untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk terjadi, Aiko memutuskan untuk memindahkan Akira ke sekolah lain, Hijiripun akhirnya “dipecat” dari sekolah dan memilih untuk mengakhiri pertunangannya dengan Shotaro walaupun pada awalnya Shotaro “mengabaikan” dan memanfaatkan kenyataan bahwa Hijiri tertarik dengan Akira.

Meet Me After School (2018), Membawa Isu Kontroversial ke Layar Kaca

OST dari serial Meet Me After School (2018)

Penulis cukup kaget dengan keputusan dari TBS untuk menyiarkan adaptasi dari manga Chūgakusei Nikki karena membawa isu hubungan antara orang dewasa dengan anak-anak dibawah umur, jika film ini dibawa ke Lembaga Sensor Film Republik Indonesia penulis tidak yakin film ini akan lulus sensor.

Meet Me After School (2018) terdiri dari 11 episode dengan latar waktu yang berbeda-beda, lima episode awal kita akan dibawa menyelami apa yang terjadi pada saat Hijiri dan Akira masih beraktivitas di sekolah menengah pertama, kita juga akan diperlihatkan kisah mengenai Shotaro dengan boss wanitanya yang bernama Ritsu Haraguchi (Yo Yoshida). Pada lima episode selanjutnya kita akan dibawa kepada cerita ketika Akira yang sudah berumur 18 tahun bertemu kembali dengan Hijiri, dan bagaimana Ibunya berusaha untuk mencegah mereka berdua untuk berhubungan kembali, kita juga akan diperlihatkan kisah menarik antara Shotaro denga Yoshida dimana hubungan mereka tumbuh berkembang menjadi hubungan sepasang kekasih. Serial ini akhirnya ditutup dengan satu episode terakhir yang berakhir dengan happy ending untuk Akira dan Hijiri

Side plot menarik lainnya adalah bagaimana Akira akhirnya bertemu dengan ayahnya yang menghilang saat ia berumur lima tahun, ia juga mendapatkan informasi lebih lengkap mengapa kedua orang tuannya berpisah dan mengapai ibunya mencegah Akira untuk mencari tahu lebih jauh mengenai keberadaan ayahnya.

In My Humble Opinion

Meet Me After School (2018) membawa sebuah isu yang sangat kontroversial yaitu hubungan romantisme antara orang dewasa dan anak-anak dibawah umur atau sebuah upaya child grooming dimana orang dewasa memanipulasi dengan anak dibawah umur untuk keuntungan dirinya (Hijiri).

Menurut penulis, serial ini kurang berhasil mengambarkan “alasan yang lebih logis” bagaimana seorang wanita berumur 25 tahun yang sudah bertunangan dengan pria yang berpenghasilan tetap lebih memilih memindahkan “perasaannya” kepada seorang pemuda berusia 14 tahun walaupun ada satu adegan dimana Hijiri menceritakan alsannya tetapi hal tersebut sangatlah “dangkal dan tidak masuk akal”. Hijiri melakukan kontak fisik dengan Akira yang masih dibawah umur, walaupun hal tersebut dilakukan dengan dasar suka sama suka tetapi tidak ada intervensi dari pihak kepolisian.

“Kenekatan” Akira untuk terus mengejar Hijiri juga patut dipertanyakan, apakah mungkin hal ini karena “rasa balas dendam” karena dirinya tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenal ayahnya karena selalu dicegah oleh ibunya sehingga ia “berulah” di tempat lain?

Singkat kata
Meet Me After School (2018) merupakan serial drama kontroversial mengenai dua orang individu berbeda umur sangat jauh. Hubungan mereka banyak tidak disetujui termasuk oleh orang tua masing-masing, pada akhirnya waktu juga yang menyatukan mereka berdua”

Resensi From Me to You: Kimi ni Todoke (2023), Kisah Cinta Di Masa SMA

From Me to You: Kimi ni Todoke (2023) merupakan sebuah serial asal Jepang yang berkisah mengenai kehidupan seorang remaja perempuan bernama Sawako Kuronuma (Sara Minami) saat bersekolah, Sawako tergolong anak yang pintar tetapi introvert, ia tidak memiliki banyak teman di sekolahnya, karena penampilannya yang berambut lurus panjang serta tidak banyak bicara ia mendapatkan julukan Sadako dari teman-temannya.

Seperti remaja pada umumnya, Sawako juga menaruh perhatiaan kepada teman sekelasnya bernama Shota Kazehaya (Oji Suzuka), Shota merupakan sosok siswa yang populer dan aktif, tidak mudah bagi Sawako untuk mendekatkan diri dengan Shota tetapi ia cukup beruntung karena Shota juga ikut terlibat dengan kegiatan siswa di masa libur sekolah.

From Me to You: Kimi ni Todoke (2023) mengambil latar waktu selama tiga tahun masa bersekolah, Sawakopun berhasil menemukan dua sahabat karib yang memiliki kepribadian yang berbeda jauh dengan Sawako yaitu Ayane Yano (Rinka Kumada) dan Chizuru Yoshida (Riho Nakamura), kedua teman perempuan itu menjadi support system bagi Sawako, menjadi teman curhat, dan mendewasakan dirinya. Serial ini juga banyak bercerita mengenai hubungan antara anak dan orang tua, setiap tokoh penting pada cerita ini mendapatkan jatah cerita mengenai hubungan dengan orang tuannya.

From Me to You: Kimi ni Todoke (2023), Gambaran Ideal Kehidupan Masa SMA

Serial ini menjadi sebuah gambaran ideal kehidupan masa SMA di Jepang, ketika pada awalnya kamu sendirian kemudian secara perlahan kamu memiliki teman dan teman dekat, lalu pada akhirnya seseorang akan mengejar mimpi “tergila” selepas lulus dari sekolah.

Salah satu dilema paling besar yang dialami oleh Sawako adalah apakah dirinya akan mengambil kuliah di universitas yang sama dengan Shota atau ia memilih kuliah di universitas lain yang lebih bisa menopang impian Sawako untuk menjadi guru. Kondisi dilematis ini kerap ditemui kehidupan nyata, kerap keputusan yang diambil lebih mengutamakan “pilihan hati” dibandingkan dengan “pilihan logis untuk masa depan”. Jika pembaca menjadi Sawako, apa yang akan kamu pilih?

Satu hal yang menarik dari cerita ini ketika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Indonesia adalah bagaimana anak-anak SMA memiliki “kebebasan yang lebih baik” untuk memilih masa depan mereka, ada yang memutuskan untuk tidak melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, ada yang mengejar sekolah di universitas lokal, adapula yang mencoba untuk menempuh pendidikan di universitas skala nasional. Semua pilihan yang diambil dihargai dan tidak dicela.

In My Humble Opinion

From Me to You: Kimi ni Todoke (2023) menjadi sebuah film romantis yang sempurna untuk para remaja, serial ini memberikan sebuah pengambaran ideal mengenai hubungan pertemanan dan percintaan yang mungkin terjadi pada masa remaja. Dunia remaja merupakan dunia yang penuh emosi, kesalapahaman, ketidakdewasaan dalam bertindak, dan kecerobohan tetapi masa-masa tersebut merupakan salah satu masa paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.

Menonton serial ini akan membawamu kembali kepada masa mudamu ketika masih dibangku SMA, dan tentunya kamu berharap agar bisa mengubah beberapa keputusan di masa mudamu atau bahkan mengganti dimana kamu berkuliah.

Singkat kata
Serial ini merupakan serial romantis yang diangkat dari sebuah manga berjudul sama, berkisah mengenai seorang siswi SMA bernama Sawako yang berusaha untuk memaknai kehidupan bersekolahnya melalui hubungan pertemanan dan percintaan.

Resensi Fishbowl Wife (2022), Peliknya Kisah Perselingkuhan RUmah Tangga

Fishbowl Wife (2022) merupakan sebuah serial drama asal Jepang yang bisa kamu nikmati di platform Netflix, serial yang lebih tepat disebut sebagai antologi ini bercerita mengenai prahara kehidupan pernikahan dari enam tokoh wanita yang tinggal di satu apartemen elit di kota Tokyo walaupun begitu porsi lebih besar ada pada cerita dua tokoh yaitu Sakura Hiraga (Ryōko Shinohara) seorang pengusaha salon dan penata rambut profesional serta suaminya Takuya Hiraga (Masanobu Ando) yang berprofesi sama.

Kehidupan pernikahan mereka sedang berada di titik terendah karena Takuya berselingkuh dengan banyak wanita termasuk tetangga dan pegawainya di salon, Takuya juga melakukan kekerasan fisik dan psikis kepada Sakura tetapi Sakura merasa takut untuk ‘pergi’ dari Takuya sedangkan perselingkuhan Takuya juga menjadi sebuah rahasia umum, dalam kondisi ketidakmampuan Sakura untuk ‘pergi’ ia bertemu dengan Haruto Toyota (Takanori Iwata) seorang pemuda yang mengelola toko ikan khusus Ikan Mas Koki, relasinya dengan Haruto sedikit memperbaiki suasana hati Sakura tetapi kondisi tersebut tidak bertahan lama karena Takuya mengetahui hubungan antara Sakura dan Haruto.

Kecemburuan Takuya membuat dirinya semakin mengintimidasi Sakura, Sakurapun akhirnya lari dari rumah dan ditolong oleh Haruto, pertolongan itulah yang kemudian mengubah relasi hubungan antara Haruto, Sakura, dan Takuya.

Fishbowl Wife (2022), Setiap Hubungan Pernikahan Memiliki Masalah Tersendiri

Sakura dan Haruto

Salah satu tokoh penting yang mengerakan roda cerita dalam serial ini adalah seorang cenayang bernama Mei (Ren Hanami), semua tokoh wanita pada serial ini ketika bertanya mengenai hubungan pernikahannya selalu mendapatkan saran untuk berusaha menemukan kembaran hatinya hadir ke dunia, ia juga memberikan saran agar tokoh-tokoh wanita ini memelihara Ikan Mas Koki yang menjadi tema utama dari serial ini, memelihara ikan Mas Koki menjadi sebuah simbolisasi bahwa sebuah hubungan harus dirawat, dirangkul, dan diperhatikan.

Setiap tokoh wanita yang mendapatkan saran dari Mei selalu melakukan affair tetapi ketika saran tersebut dijalankan hubungan mereka dengan suaminya berangsur-angsur membaik. Pada setiap episode penonton akan disuguhi kisah pasangan yang berbeda-beda tetapi tetap akan ada cerita mengenai Sakura, Takuya, dan Haruto.

Yuriha, seorang istri yang terkucilkan karena keberadaan mertuanya

Kisah sampingan dari cerita ini tidak kalah menarik, kita akan melihat ada pasangan yang hubungannya memburuk karena suaminya tidak bisa memahami apa yang diinginkan oleh istrinya tetapi istrinya tidak mau berbicara secara terbuka mengenai apa yang dirasakan dan diinginkannya, ada cerita mengenai seorang suami yang memiliki fantasi agar istrinya bisa berhubungan badan dengan rekan kerjanya tetapi ternyata istri memiliki fantasi yang lebih liar dari suaminya, ada pula kisah seorang istri yang “terkucil” karena keberadaan mertuanya dimana akhirnya ia memilih menjalin hubungan dengan orang lain karena ia merasa lebih “dianggap”, ada juga istri yang ingin segera memiliki anak tetapi suaminya terlalu sibuk dengan urusannya sehingga ia memutuskan untuk kembali menjalin hubungan dengan mantannya dan kisah yang paling unik adalah seorang wanita yang “merasa berselingkuh” dengan seorang pria tetapi ia terus kembali mengunjungi pria tersebut karena tubuhnya “menikmati” hubungan “terlarang” tersebut.

Ending dari cerita ini membahagiakan bagi seluruh tokoh perempuan tetapi tidak untuk tokoh utama kita yaitu Haruto, walaupun sudah mati-matian berjuang untuk Sakura pada akhirnya happy ending yang diharapkan tidak terjadi, ia memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri terlepas dari komitmen dengan orang lain.

In My Humble Opinion

Fishbowl Wife (2022) menyimpan sebuah pesan tersembunyi mengenai women empowerment tetapi dalam definisi bahwa wanita bisa menentukan nasibnya sendiri dalam sebuah hubungan, apakah dirinya ingin menjadi pribadi yang setia kepada pasangan atau tidak? apakah hubungan yang mereka jalin ingin dilanjutkan atau tidak?

Noriko dan suaminya, suaminya memiliki fantasi tertentu mengenai kehidupan seksual mereka

Sakura, sebagai seorang tokoh utama wanita memang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya, Haruto tetapi demi melindungi citranya dan kepentingan bisnis salonnya, Sakura memutuskan untuk diam dan menerima sampai pada titik dimana dirinya sudah tidak bertahan lagi, Sakura memutuskan untuk kabur dari rumah. Kaburnya Sakura menjadi pintu masuk tindakan ketidaksetiaan yang ia lakukan dengan Haruto. Jika Sakura tinggal di Indonesia dan kasus ini viral di sosmed, akan banyak pihak yang lebih mengomentari kasus perselingkuhannya dibandingkan tindakan kekerasan dari suaminya.

Perilaku ketidaksetiaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh wanita di serial ini memiliki motif yang berbeda, walaupun pada akhirnya semuanya mendapatkan kebahagiaan yang mereka cari. Mungkin hal ini bisa menjadi contoh buruk bagi kehidupan karena pada serial ini digambarkan sebuah perilaku yang awalnya negatif dan dilakukan secara sadar pada akhirnya bisa memberikan dampak yang positif..

Serial ini termasuk serial yang vulgar, karena banyak adegan ketelanjangan yang diperlihatkan tetapi adegan-adegan ini penting untuk menceritakan narasi ketidaksetiaan yang dialami oleh setiap tokoh wanita dan apa hasilnya. Fishbowl Wife (2022) memiliki alur cerita yang lambat, terutama untuk cerita Sakura dan Haruto sedangkan kisah-kisah tokoh wanita lainnya biasanya selesai dalam satu eposide.

Singkat kata
Fishbowl Wife (2022) merupakan film drama asal Jepang yang ceritanya berfokus kepada enam wanita yang tinggal di sebuah apartemen mewah di Tokyo. Keenam wanita ini memiliki permasalahan dalam kehidupan pernikahannya dan pada akhirnya setiap tokoh wanita berselingkuh dengan derajat tertentu, tetapi pada akhirnya setiap tokoh wanita mendapatkan kebahagian yang merek cari.

Resensi The Last 10 Years (2022) Mengungkap Isi Hati Terdalam Seorang Pasein Terminal

Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu mengetahui bahwa kamu akan wafat karena penyakit yang kamu derita dalam waktu 10 tahun? The Last 10 Years (2022) merupakan film asal Jepang yang berkisah mengenai seorang wanita bernama Matsuri Takabayashi (Nana Komatsu), saat berusia 20 tahun ia divonis menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan usianya tidak akan lebih dari 30 tahun. Matsuri juga menghabiskan dua tahun untuk menjalani beragam perawatan di rumah sakit, ia terpaksa keluar dari kuliahnya agar fokus dalam pengobatannya.

Perawatan intensif yang dilakukan oleh Matsuri akhirnya selesai, iapun hanya diwajibkan untuk melakukan kontrol secara berkala. Setelah keluar dari rumah sakit, semangat hidup Matsuri-pun dalam titik terendah, ia harus hidup dengan orang tua serta tidak memiliki pekerjaan, beruntung orang tua dan adik perempuannya berupaua untuk terus menyemangatinya untuk terus menikmati hidupnya.

The Last 10 Years (2022), Reuni Yang Mengubah Segalanya

Demi “menemukan kembali” makna hidup, Matsuri memutuskan untuk datang ke acara reunian SMP-nya dimana ia bertemu kembali dengan Kazuto Manabe (Kentaro Sakaguchi), seorang pria yang sedang putus asa karena hubungan dirinya dengan orang tuanya berantakan, pada satu titik dalam cerita Kazuti berusaha untuk membunuh dirinya sendiri tetapi ia selamat

Kazuto dan Matsuri merupakan dua individu yang kehilangan makna untuk terus menjalani hidup tetapi hubungan yang mereka jalin ternyata bisa menguatkan mereka satu sama lain, mendorong agar Matsuri dan Kazuto untuk menemukan kembali makna hidup dan menjalani hidup.

Matsuri memutuskan untuk menuliskan kisah hidupnya menjadi sebuah novel, dimana Kazuto menjadi salah satu titik balik yang dia temui sehingga dirinya bisa terus menjalani hidup dengan rasa bahagia dan keberanian, Kazuto sendiri terus berupaya bangkit, pelan tapi pasti ia memulai kariernya sebagai pelayan di sebuah bar Jepang dan punya mimpi untuk bisa memiliki bar Jepang sendiri.

Sebuah momen paling menyedihkan hadir pada bagian terakhir film ini, bagaimana Matsuri mengungkapkan apa yang ia pendam selama ini kepada ibu dan ayahnya, dimana ia bertanya-tanya mengapa dirinya tidak memiliki waktu yang lebih lama untuk hidup, untuk menikmati apa yang sedang ia rasakan. Reka adegan tersebut pastilah didapatkan dari pengalaman asli seseorang yang masa hidupnya terbatas karena penyakit berat.

Tidak mudah memahami film ini tetapi dari film ini kita akan menyadari bahwa terkadang seseorang memilih untuk mengambil keputusan yang “tidak biasa” agar seseorang yang ia sayangi tidak terluka lebih dalam.

Singkat kata
The Last 10 Years (2022) merupakan film drama Jepang romantis yang mengangkat cerita tentang dua individu yang berhasil menemukan kembali makna hidup setelah mereka berjumpa”

Selamat menonton!

Review Call Me Chihiro (2023), Mantan Pelacur yang Mencari Makna Kehidupan

Call Me Chihiro (2023) merupakan sebuah film drama Jepang yang bisa kalian nikmati di Netflix, bercerita mengenai seorang mantan pelancur bernama Chihiro (Kasumi Arimura) yang bekerja sebagai pelayan toko bento di sebuah kota pinggir pantai di Jepang, Chihiro merupakan pribadi yang ramah, ia selalu tersenyum ketika melayani pelanggan, dan tidak pernah terlihat bersedih. Film ini bercerita mengenai bagaimana keseharian kehidupan Chihiro, dengan siapa ia berinteraksi setiap harinya dan percakapan apa saja yang ia lakukan.

Beberapa orang yang ia temui seperti Okaji (Hana Toyoshima), seorang siswi SMA yang terasing dari pergaluan di sekolah, ia juga memiliki “rasa takut” yang besar dengan ayahnya sehingga dirinya selalu berkata “iya” kepada setiap ide dan perintah dari ayahnya, Chihiro juga bertemu dengan seorang anak lelaki bernama Makoto (Tetta Shimada), seorang anak SD yang kesepian karena ibunya sibuk bekerja dan tidak mempunyai waktu untuk mengurus dirinya

Chihiro juga bertemu dengan orang-orang dari masa lalu yaitu Utsumi (Lily Franky) mantan boss-nya dan Bajiru mantan rekan kerjanya ketika ia masih menjadi pelacur. Pertemuan-pertemuan ini membuka cerita mengenai masa lalu Chihiro saat dirinya menjadi pelacur dan sebelum ia menjadi pelacur.

Call Me Chihiro (2023), Cerita tentang Kesendirian

Melawan kesendirian menjadi tema dari film Call Me Chihiro (2023), kita perlu mengetahui bahwa loneliness merupakan salah satu “penyakit” yang menghantui masyarakat Jepang, begitu banyak individu di Jepang yang meninggal dunia sendirian atau lebih dikenal dengan istilah kodokushi, rendahnya angka kelahiran di Jepang juga menunjukan bahwa lebih banyak orang yang memilih untuk tidak memiliki pasangan atau menikah tanpa mempunyai anak, hal ini berdampak sangat besar pada menurunnya populasi Jepang secara keseluruhan.

Kisah Chihiro tidak berbeda dengan orang-orang Jepang kebanyakan, ia tumbuh besar dalam kesendirian, hubungannya dengan ibu dan saudara laki-lakinya juga renggang. Salah satu alasan dirinya bekerja sebagai pelacur agar dirinya tidak sendirian, ia selalu berbincang-bincang dengan para kliennya untuk mengusir rasa kesendirian. Pertemuan tokoh-tokoh lain dengan Chihiro selalu menjadi titik balik bagi mereka, Chihiro mampu memberikan mereka jawaban untuk kesendiriannya, mempertemukan mereka dengan orang lain sehingga mereka kembali memiliki makna dan tujuan hidup.

Jika kita gali lebih dalam, film Call Me Chihiro (2023) kental dengan unsur “keluarga”, kita akan diperlihatkan slice of live dari kisah yang terjadi dalam keluarga setiap tokoh. Kita akan ditunjukan bahwa tidak ada hubungan keluarga yang sempurna, selalu ada kekurangan tetapi setiap keluarga punya caranya masing-masing untuk mengatasi kekurangan tersebut sehingga hubungan antara individu dalam keluarga tersebut bisa tetap terjaga dengan baik.

Salah satu kutipan menarik yang penulis sadur dari serial Call Me Chihiro (2023) adalah sebagai berikut:

Sesungguhnya manusia yang hidup di bumi merupakan kumpulan alien yang datang dari planet lain, kalian hanya perlu menemukan seseorang yang berasal dari planet yang sama dan menjadikannya teman dekat

Call Me Chihiro (2023)

Tidak mudah memang untuk lepas dari rasa kesendirian, semua harus dimulai dari keinginan untuk “membuka diri” kemudian dilanjutkan dengan mencari orang yang tepat untuk “membuka diri” tetapi mencari orang yang tepat merupakan misi yang sulit, tidak semua orang beruntung untuk bisa menemukannya. Chihiro meyakini bahwa pasti ada orang-orang yang berasal dari “planet” yang sama dengan dirimu, kamu hanya perlu mencarinya!

Singkat kata
“Call Me Chihiro (2023) bercerita mengenai upaya Chihiro untuk mengusir rasa kesendirian yang bersarang dirinya maupun orang-orang disekitarnya. Film ini menjadi sebuah refleksi menarik mengenai rasa kesendirian dan bagaimana kita bisa bereaksi kepada rasa tersebut”

Penulis memberikan nilai 3,5/5,0 untuk Call Me Chihiro (2023).
Selamat menonton!!!

Resensi The Journalist (2022–Sekarang), Mengungkap PRaktik Politik Kotor di Jepang

Netflix kembali menghadirkan film serial menarik asal Jepang, kali ini berjudul The Journalist (2022– ). Film ini berkisah mengenai seorang jurnalis bernama Anna Matsuda (Ryoko Yonekura) yang berkerja di Surat Kabar Toto, Anna Matsuda terkenal sebagai seorang jurnalis wanita tanpa kompromi, dimana ia terus bertanya berulang-ulang mengenai berbagai kasus-kasus dugaan korupsi pemerintah.

Terdapat dua kasus dugaan korupsi yang diceritakan di serial ini yaitu kasus dana hibah ke salah satu perusahaan start-up yang jumlahnya tidak wajar, serta kasus penjualan tanah negara dengan harga murah kepada pihak ketiga karena melibatkan perdana menteri Jepang yang menjabat dan istrinya.

Anna Matsuda tanpa lelah berusaha untuk mengungkap fakta sebenarnya dibalik kedua kasus dugaan korupsi tersebut tetapi ia acapkali bertemu dengan jalan buntu. Titik terang akhirnya hadir setelah Kazuya Suzuki, salah satu pegawai negeri yang terlibat dalam pemalsuan dokumen resmi negara terkait dengan penjualan tanah negara ditemukan mati bunuh diri.

Kazuya Suzuki (Hidetaka Yoshioka) juga mendapatkan porsi yang cukup banyak dalam serial ini, Suzuki merupakan seorang pegawai negeri yang baru saja dipindahtugaskan dalam waktu yang “tidak biasa”, ia dan tim kemudian mendapatkan perintah langsung dari pejabat di Kementerian Keuangan untuk mengubah dokumen mengenai jual beli tanah negara agar sesuai dengan pidato perdana menteri di parlemen. Kazuya dan timnya pada awalnya mengerjakan perintah tersebut, kemudian ia memutuskan untuk mengerjakannya sendiri, setelah pekerjaannya selesai, ia merasa sangat bersalah karena telah mengkhianati janjinya sebagai pegawai negeri sipil yang mengabdi untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan penguasa.

Perspektif tokoh penting lainnya dalam cerita dari Shinichi Murakami (Go Ayano), meruoakan seorang pegawai yang bekerja di lingkungan istri perdana menteri, ia merupakan salah satu sosok yang mengetahui “fakta” dibalik skandal penjualan lahan tersebut. Ketika kasus tersebut muncul kepermukaan, ia dipindahtugaskan ke badan intelejen untuk perdana menteri agar bisa “bersembunyi”. Pada awalnya Murakami baik-baik saja tetapi seiring berjalannya waktu, ia menjadi merasa bersalah apalagi setelah mengetahui ada seorang yang bunuh diri dalam kasus ini.

Satu lagi karakter yang menjadi tokoh utama dari serial ini adalah Ryo Kinoshita (Ryusei Yokohama), Ryo merupakan keponakan dari Kazuya Suzuki. Keberadaan Ryo pada serial ini mengungkap sisi kemanusian yang dialami oleh Suzuki dan keluarga dan melalui pendekatan berlandasakan kemanusiaan inilah Matsuda bisa mendapatkan informasi penting yang dimiliki oleh Kazuya Suzuki.

The Journalist (2022–Sekarang), Serial Ini Masih Akan Berlanjut

Sebagai warga negara yang baik, Kazuya Suzuki selalu berusaha untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dibandingkan dirinya sendiri tetapi permintaan khusus dari atasnya membuat dirinya harus “mengkhianati” kepercayaan tersebut dan bunuh diri. Tidak terima dengan “perintah” dan kondisi tersebut, istri dari Kazuya Suzuki mengajukan penuntutan ke pengadilan atas kematian suaminya. Ini adalah cerita yang mungkin kita akan saksikan pada musim kedua The Journalist (2022–Sekarang).

Jika musim kedua mendapatkan “lampu hijau” untuk diproduksi, penulis menduga ceritanya agar bergerak bagaimana media dapat mempengaruhi sebuah jalannya persidangan dimana warga negara menuntut pemerintahnya.

Bagi media massa tanah air, serial ini bisa menjadi sebuah teguran halus, bahwa media massa itu adalah sebuah instituti yang melayani kepentingan publik, mereka adalah pilar keempat demokrasi, sebuah pilar yang ada untuk mengawasi jalannya lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif pada sebuah negara. Media yang terlalu dekat dengan penguasa biasanya menjadi media yang tidak objektif dan cenderung berfungsi sebagai corong suara pemerintah.

Untuk pegawai pemerintah, serial ini bisa menjadi contoh yang sangat baik bagaimana seharusnya seorang pegawai negeri bersikap. Mereka harus memikirkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi mereka.

Singkat kata “The Journalist (2022–Sekarang) merupakan sebuah film drama politik yang membawa cerita mengenai penyalahgunaan kekuasaan serta upaya untuk menutupinya yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana perjuangan insan media massa yang tapa lelah untuk mengungkap kebenaran”.

Penulis memberikan tiga bintang (***) untuk serial ini. Jangan sampai kalian tidak menonton serial ini.
Selamat menonton!!!

Resensi Alice in Borderland (2020), Bertahan Hidup dalam Gim Kejam


Netflix kembali menghandirkan serial televisi yang diangkat dari manga yaitu Alice in Borderland (2020), serial televisi ini diangkat dari manga berjudul sama karya Haro Aso. Film serial live action ini yang tayang perdana pada 10 Desember 2020 ini berkisah mengenai Arisu (Kento Yamazaki) seorang pemuda berumur 20an bersama dengan kedua sahabatnya yaitu Chōta (Yûki Morinaga) dan Karube (Keita Machida) yang “terjebak” di kota Tokyo yang ditinggalkan yang diketahui bernama “Borderland”.

“Borderland” merupakan tempat yang menyerupai kota Tokyo tetapi hanya ditinggali oleh sedikit orang, setiap orang yang hidup di Borderland diharuskan untuk mengikuti sebuah “permainan” setiap malamnya agar mereka bisa tetap hidup. Pelan tapi pasti, Arisu, Chōta, dan Karube mulai beradaptasi dengan kehidupan di Borderland, merekapun bertemu dengan beberapa rekan baru, salah satunya adalah Yuzuha Usag (Tao Tsuchiya).

Chōta sempat terluka sehingga tidak memungkinkan untuk dirinya mengikuti permainan. Pada hari itu, Arisu dan Karube memutuskan untuk mengikuti permainan tanpa mengikutsertakan Chōta, pada saat permainan itu mereka bertemu dengan sekelompok pemain terkoordinasi dengan baik, mereka semua mengenakan gelang khusus serta membawa radio komunikasi, datang dan pergi dari lokasi permainan menggunakan kendaraan bermotor. Pada akhir permainan mereka mendapatkan informasi bahwa terdapat suatu kelompok bernama “The Beach” yang berusaha mengumpulkan dan mengkoordinasikan para pemain untuk menyelesaikan permainan di “Borderland”.

Arisu dan Karube-pun mengambil kesimpulan bahwa mungkin mereka bisa menyelesaikan permainana ini dan mendapatkan jawaban mengenai “Borderland” jika mereka berhasil menemukan keberadaan “The Beach”. Merekapun mulai mencoba mencari keberadaan “The Beach”.

Alice in Borderland (2020) Film Penuh Kejam dan Darah

Buat kalian yang tidak mampu menonton film yang penuh darah sebaiknya kalian menghindari film ini karena Alice in Borderland (2020) merupakan sebuah film yang kekejaman, darah yang dibuat tanpa sensor yang mencukupi, jalan cerita disajikan dengan lantang tanpa basa-basi. Tokoh utama juga acap kali diceritakan mengalami “kejadian buruk” yang menguras semangat hidupnya di Borderland.

Borderland merupakan hutan rimba, hanya yang terkuat dan yang tercerdas yang bisa selamat untuk mengikuti setiap permainan yang ada dan tetap selamat di hari-hari lainnya. Kekerasan merupakan “bahasa” sehari-hari untuk setiap pemain

Borderland menawarkan empat kategori permainan yang diwakili oleh jenis kartu yang berada di kartu remi yaitu sekop, hati, wajik, dan keriting.

Sekop merupakan jenis permainan yang mengutamakan kekuatan fisik, hati merupakan jenis permainan yang berdasarkan kondisi psikologis, permainan ini membutuhkan kemampuan untuk “memanipulasi perasaan pemain lain”, wajik merupakan jenis permainan yang mengutamakan kecerdasan pemain dan keriting merupakan jenis permainan yang membutuhkan kerja sama antara pemain. Permainan yang ada di desain dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda, sering kali tidak semua pemain yang ikut serta bisa selamat mengikuti permainan sampai dengan selesai.

Singkat kata
“Alice in Borderland (2020) membawa kita ke petualangan tiga orang sahabat yang berusaha bertahan hidup di tempat asing, di tempat ini mereka mendapatkan ujian mengenai apa arti persahabatan, kesetiawankawanan, dan kepercayaan. Tidak semua orang bisa selamat dalam mengikuti ujian-ujian tersebut”.

Penulis memberikan Penulis memberikan nilai 2 Bintang ** (tontonlah ketika ada waktu) untuk film ini
Selamat menonton!!

Resensi Legal V Ex-Lawyer Shoko Takanashi (2018), Film Bertema Hukum dari Jepang

Netflix tidak hanya menghadirkan serial anime asal Jepang di platformnya, terdapat pula serial drama asal Jepang yang bisa kalian saksikan salah satunya adalah mini serial berjudul Legal V Ex-Lawyer Shoko Takanashi (2018).

Film yang keluar pada 2018 ini berkisah mengenai Shoko Takanashi (Ryoko Yonekura) mantan pengacara yang kehilangan lisensinya untuk menjadi pengacara karena disangka memberikan uang kepada anggota Yakuza. Untuk membersihkan namanya, Shoko Takanashi mendekati seorang profesor hukum di universitas bernama Masahiko Kyogoku (Hideki Takahashi) untuk mendirikan kantor firma hukum.

Shoko Takanashi juga merekrut beberapa orang lain untuk menjadi staf-nya yaitu Keita Aoshima (Kento Hayashi) seorang pengacara muda dan merekrut beberapa paralegal yaitu Rie ito (Yumi Adachi), Yuichi Baba (YosiYosi Arakawa), dan Akira Kayano (Shohei Miura).

Pelan tapi pasti firma hukum baru ini mulai meraih pelanggan, tetapi sering kali firma ini berhadap dengan mantan firma hukum yang dahulu mempekerjakan Shoko Takanashi. Firma hukum tersebut dipimpin oleh Soichiro Tenma (Fumiyo Kohitama).

Legal V Ex-Lawyer Shoko Takanashi (2018) Memiliki Jalan Cerita yang Lurus

Tidak banyak kejutan atau twist dari film ini, jalan cerita memang didesain untuk memastikan bahwa tokoh utama yaitu Shoko Takanashi berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan saat mendirikan firma hukum.

Proses pengadilan yang ditampilkan di film ini juga “diragukan” orisinalitasnya, kemungkinan besar pengambaran proses pengadilan yang cerita ini hanya fiksi belaka karena banyak proses yang ‘tidak masuk akal’ menurut logika orang awam.

Singkat kata
“Jika kalian membutuhkan film tanpa ‘banyak berpikir’ mengenai seorang wanita yang mampu mewujudkan apa yang diinginkannya, Legal V Ex-Lawyer Shoko Takanashi (2018) merupakan film yang cocok”

Penulis film ini memiliki nilai bintang * (Satu), tontonlah ketika kalian memiliki banyak waktu luang).
Selamat menonton!!

Resensi Gate (2015), Anime Hasil Karya Tentara Jepang

Jika kalian penasaran seperti apa sebuah cerita fantasi yang ditulis oleh mantan anggota Japan Self-Defence Force (JSDF), anime berjudul Gate: Jieitai Kano Chi nite, Kaku Tatakaeri (ゲヌト 自衛隊 圌の地にお、斯く戊え) atau Gate (2015) merupakan anime bergenre Isekai yang cocok untuk kalian tonton.

Cerita Gate (2015) bermula ketika sebuah portal berbentuk bangunan bergaya Romawi tiba-tiba muncul di tengah kota Ginza, Tokyo modern. Dari dalam portal tersebut muncul pasukan yang terdiri dari tentara yang menggunakan persenjataan abad pertengahan dan beragam monster. Pasukan tersebut menyerang warga Tokyo dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

Gerbang misterius yang muncul di tengah Ginza, Tokyo dalam anime Gate (2015)

JSDF diturunkan dan dengan mudah memukul mundur pasukan tersebut dan saat penyerangan terjadi tokoh utama dari cerita ini yaitu Yōji Itami seorang perwira JSDF yang sedang tidak bertugas berhasil menyelamatkan banyak nyawa penduduk Tokyo setelah membantu mengevakuasi mereka ke dalam halaman istana Tokyo.

Setelah berhasil memukul mundur pasukan lawan, JSDF mengirimkan pasukan ke dalam gerbang dan membangun pangkalan militer di balik portal untuk mencegah serangan terjadi serta memulai pendekatan yang bersifat soft power kepada kerajaan agar traktat perdamaian bisa tercapai.

Pemerintahan Jepang sebagai negara yang punya akses khusus ke wilayah di balik gerbang menetapkan bahwa wilayah tersebut merupakan special regional Jepang. Yōji Itami akhirnya ditugaskan untuk berangkat menuju special regional, ia mendapatkan tugas khusus untuk mendekati penduduk lokal untuk mengumpulkan data intelejen agar misi pemerintahan Jepang tercapai dengan baik.

Gate (2015), Anime yang Penuh dengan Pesan-Pesan Diplomasi

Sebagai sebuah film fantasi, Gate (2015) menawarkan pendekatan yang berbeda karena mempertemukan pasukan militer dengan teknologi modern melawan pasukan militer abad pertengahan. Tentunya seorang prajurit yang menggunakan busur dan pedang tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan perang melawan pasukan yang bersenjatakan pistol dan senapan serta peralatan tempur berat seperti tank dan helikopter tempur.

Jepang-pun tidak berpikir untuk menyerang balik kerajaan, mereka mencari cara agar perdamaian bisa terwujud untuk mencapai tujuan tersebut Jepang menempatkan duta besar dan membuka dialog dengan putri kerajaan agar raja setuju untuk berdamai.

Disinilah timbul konflik, dimana tidak semua keluarga raja setuju untuk berdamai, ada pangeran yang berusaha untuk mengagalkan rencana tersebut dan terus berperang dengan Jepang walaupun mereka tidak akan mungkin menang.

Diluar pembicaraan formal dengan pihak kerajaan, JSDF juga berusaha untuk membuka komunikasi dengan penduduk kerajaan sebagai bentuk soft diplomatic. Mereka juga membuka hubungan perdagangan dengan menjual benda-benda modern dari Jepang dan memperkerjakan penduduk setempat. Walaupun terdapat kendala dalam bahasa tetapi penduduk kerajaan menerima kehadiran Jepang secara umum.

Gate (2015), Selalu Ada Tujuan Dibalik Sebuah Diplomasi

Walaupun Jepang terlihat tulus dalam berdiplomasi dengan pihak kerajaan tetapi jika kita pikirkan lebih mendalam terdapat niatan terselubung dari pemerintah Jepang, hal ini bisa dilihat dari salah satu misi JSDF untuk mencari sumber daya alam baru seperti emas, permata, kayu, logam, atau bahkan minyak.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam berdiplomasi tentunya ada kepentingan-kepentingan lain yang harus dipenuhi secara maksimal, dalam hal ini adalah kepentingan Jepang untuk mencari sumber daya alam, hal ini bisa kita lihat dengan jelas di film Gate (2015).

Hal lain yang perlu dicermati dalam film ini adalah tidak adanya unsur “remorse” atau “bersalah” dari para anggota JSDF saat membantai pasukan kerajaan. Hal ini bisa jadi memang sebuah doktrim yang ada di dalam diri tentara, di medan perang pilihannya adalah membunuh atau dibunuh!

Singkat kata
Gate (2015) menawarkan sebuah pendekatan unik dari film fantasi bergenre isekai yaitu mempertemukan persenjataan modern dengan persenjataan abad pertengahan. Selain itu, Gate juga menawarkan sebuah film yang penuh sudut pandang diplomasi yang dibawa oleh tentara”

Penulis memberikan nilai 2 Bintang ** (tontonlah ketika ada waktu) untuk film ini, terutama buat kalian yang senang dengan film anime!
Selamat menonton!

Resensi The Rising of the Shield Hero (2019), Cerita Perjuangan Pahlawan yang Tersisih

Satu lagi Anime yang bisa kalian tonton di Netflix, anime ini diangkat dari light novel yang berjudul sama yaitu The Rising of the Shield Hero (2019) atau dalam bahasa Jepang ditulis sebagai Tate no YÅ«sha no Nariagari karya Aneko Yusagi, novel ringain ini terbit dari tahun 2012 sampau dengan 2015.

The Rising of the Shield Hero (2019) merupakan anime bergenre fantasi dimana ceritanya berfokus kepada karakter bernama Naofumi Iwatani. Ia ‘tersedot’ ke dalam dimensi lain setelah membuka sebuah buku di perpustakaan dimana di dimensi lain ia menjelma menjadi sosok pahlawan legendaris yang menggunakan perisai/shield legendaris.

Iwatani tidak datang sendirian, ia datang bersama tiga orang pahlawan lain yang menggunakan senjata legendaris yang berbeda yaitu pedang (Ren Amaki), busur (Itsuki Kawasumi), dan tombak (Motoyasu Kitamura).

Kedatangan Iwatani dan tiga pahlawan lainnya adalah untuk menyelamatkan kerajaan dari serangan gerombolan moster yang muncul pada masa “Wave”. “Wave” sendiri merupakan periode tertentu dengan durasi terbatas dimana sebuah portal terbuka sehingga monster-moster bisa datang dan menyerang kerajaan, “Wave” sendiri selesai ketika seluruh moster yang muncul telah dikalahkan.

The Rising of the Shield Hero (2019), Anime yang ‘Dewasa’ dan ‘Serius’

Iwatani dan Raphtalia

Dibandingkan light novel sejenis, The Rising of the Shield Hero (2019) menawarkan jalan cerita yang ‘lebih dewasa’ dan ‘serius’ dibandingkan dengan anime-anime fantasi lainnya seperti Sword Art Online atau Log Horizon.

Hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana Iwatani hanya mendapatkan perisai yang sifatnya defensive dibandingkan dengan pahlawan-pahlawan lain yang mendapatkan senjata yang bersifat offensive. Perbedaan ini membuatnya merasa bahwa dirinya dikucilkan, ia sendiri sempat ‘mempertanyakan’ dan ‘merefleksikan diri mengapa dirinya hanya mendapatkan peralatan yang tidak bisa digunakan untuk menyerang.

Hal lainnya yang terjadi kepada Iwatani adalah jalan cerita yang mempertemukannya dengan anak perempuan dari raja yang menjadi tokoh pendamping pahlawan bernama Myne. Pada awalnya Myne bersikap baik dengannya tetapi ternyata Myne dari awal sudah memiliki niat buruk, ia menjebak dan menuduh Iwatani mencoba memperkosanya. Walaupun ia lolos dari hukuman mati, ia menjadi dikucilkan dan dibenci oleh seluruh penduduk kerajaan.

Di dunia The Rising of the Shield Hero (2019) perbudakan merupakan hal yang wajar dan tidak dilarang. Demi membantunya untuk naik level, Iwatani mengambil keputusan untuk membeli budak dan menjadikannya ‘juru serang’ sehingga Iwatani bisa naik level. Ia-pun akhirnya membeli seorang budak bersosok demi-human bernama Raphtalia.

Raphtalia digambarkan sebagai gadis kecil yang telah mengalami kekerasan fisik dan non-fisik sebelum dibeli oleh Iwatani, walaupun pada awalnya ‘kejam’, Iwatani berusaha memperlakukan Raphtalia secara manusiawi, dibawah asuhannya Raphtalia menjelma menjadi sosok yang mahir menggunakan pedang, seiring dengan bertambahnya level Raphtalia, fisiknya berubah dari anak-anak menjadi remaja dewasa.

The Rising of the Shield Hero (2019) Merupakan Dunia Abu-abu

Iwatani menghadapi perlawanan tangguh dari musuhnya dalam anime The Rising of the Shield Hero (2019)

Tidak seperti jalan cerita film pahlawan pada umumnya yang menyajikan secara jelas pertarungan antara pihak baik (putih) dan pihak buruk (hitam), film ini akan membawa kita berpikir bahwa apa yang mungkin salah satu tokoh rasakan sebagai sebuah tindakan yang tidak baik, mungkin bagi orang lain hal tersebut merupakan tindakan yang baik.

Menjelang episode-episode akhir dari The Rising of the Shield Hero (2019) penonton akan disajikan dengan informasi bahwa serangan monster tidak hanya terjadi di satu tempat tetapi di beragam dimensi dunia.

Wave” membuka portal dunia paralel yang memungkinkan pahlawan dari setiap dunia untuk menyebrang ke dunia paralel lainnya. Ketika nantinya para pahlawan ini saling berhadapan, siapakah karakter yang bisa disebut sebagai penjahat?

Singkat kata
“The Rising of the Shield Hero (2019) menampilkan anime yang memperlihatkan sisi ‘manusia’ dari seorang pahlawan. Mereka bukanlah seseorang tanpa celah, mereka bisa jatuh, mereka bisa salah, dan mereka-pun bisa menjadi jahat”

Penulis memberikan nilai 2 Bintang ** (tontonlah ketika ada waktu) untuk film ini, terutama buat kalian yang senang dengan film anime!
Selamat menonton!