Resensi The Scent of Rat Carcasses (2021), Film Pendek Soal Warisan Tanggung jawab

Salah satu tantangan ketika menonton film pendek adalah menemukan “pesan” atau “makna” yang hendak disampaikan oleh pembuat film, itulah yang penulis alami ketika selesai menonton film pendek berjudul The Scent of Rat Carcasses (2021), film pendek asal Indonesia yang tampil dalam ajang Singapore International Film Festival 2021.

The Scent of Rat Carcasses (2021) merupakan film yang cukup simpel, film pendek ini hanya diperankan oleh dua orang yaitu Dyah Ayu Prabawati sebagai Nina dan Sri Isworowati sebagai Ibunya Nina. Nina dan Ibunya sedang dalam keadaan berduka karena wafatnya ayah mereka, Ibunya Nina masih dalam keadaan berduka sedangkan Nina berusaha tegar dan mengurus segala pekerjaan rumah.

Salah satu pekerjaan di rumah yang ditinggalkan mendiang ayahnya adalah berburu tikus yang ada di dalam rumah dan membuangnya, entah mengapa pada hari tersebut Nina bisa mencium bau bangkai tikus di rumah tetapi ibunya tidak.

The Scent of Rat Carcasses (2021), Mencari Makna Setelah Kepergian Bapak

The Scent of Rat Carcasses (2021) dibuka dengan sebuah pernyataan dari Nina yaitu:

Kupikir setelah bapak meninggal, semua yang terkekang satu persatu bisa dibebaskan.”

Nina dalam The Scent of Rat Carcasses (2021).

Peribahasa yang berbunyi “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama” mungkin bisa kita revisi menjadi “manusia mati meninggalkan nama dan tanggung jawab“.

Apa yang dipikirkan Nina setelah kematian ayahnya salah besar, ia ternyata justru terjebak dalam keseharian yang ayahnya lakukan. Mungkin Nina terbebas dari beragam peraturan dan tuntutan millik ayahnya tetapi ia justru menggantikan ayahnya untuk mengurus rumah. Mayat tikus menjadi sebuah perumpamaan bahwa tanggung jawab “sesusah apapun itu”, akan diwariskan ke alih waris, dan mereka tetap harus mengurusnya, karena itu menjadi tanggung jawab baru.

Hal itulah yang dialami oleh Nina dan acap kali kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari, ketika tulang punggung sebuah keluarga (biasanya ayah) meninggal dunia tentunya anggota keluarga yang lain harus bisa melanjutkan untuk menjadi tulang punggung baru karena kehidupan akan terus berjalan. Cerita akan sedikit berbeda ketika si tulang punggung keluarga punya “asuransi jiwa”, keluarga yang ditinggalkan masih memiliki “nafas” hingga ada anggota keluarga yang mampu untuk meneruskannya.

Tidak hanya sumber penghasilan yang harus diteruskan tetapi juga utang-utang milik almarhum/almarhuma, hal tersebut harus diselesaikan agar mereka tidak terbebani di akhirat kelak.

Di Indonesia memang bukan suatu hal yang lazim jika seseorang “pergi” dari rumah sebelum menikah, sebagian besar akan terus berada bersama dengan orang tua sampai dirinya menikah. Nina mungkin punya kesempatan untuk meninggalkan rumah tetapi “tanggung jawab” membuatnya tetap tinggal di rumah untuk mengurus rumah dan membantu ibunya.

The Scent of Rat Carcasses (2021) yang ditulis dan disutradari oleh Dharma Putra P.N. merupakan film pendek yang penuh dengan simbol, kalian harus cermat untuk bisa mengerti makna dari simbol-simbol yang ada di film pendek ini.

Singkat kata
The Scent of Rat Carcasses (2021) merupakan film pendek bercerita mengenai beban tanggung jawab yang diwariskan seorang ayah kepada anaknya”

Terakhir, penulis ingint mengucapkan Selamat kepada seluruh kru dan pihak yang terlibat dalam pembuatan The Scent of Rat Carcasses (2021) yang telah berhasil berlaga di ajang Singapore International Film Festival!

Selamat menonton!!

Leave a comment